Apakah Anda kenal dengan sosok bernama Jaenal Aripin ? Siapa sangka saat ini ia menjadi seorang atlet lari dengan menempati peringkat 10 dunia di cabang 100 meter T54 dan 200 meter T54. Meskipun harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua kakinya diamputasi, tetapi ia tetap memiliki semangat hidup hingga bisa meraih prestasi. Memang tidak bisa dipungkiri, pasca kedua kakinya diamputasi, ia sempat terpuruk dan kehilangan rasa percaya diri. Tapi, setelah didukung oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya, perlahan semangat hidupnya mulai bangkit. Apalagi saat ia mulai bergabung dengan olahraga khusus kaum disabilitas di GOR Pajajaran Bandung. Pada saat itulah, kursi roda sport mulai mengembalikan semangat hidupnya secara perlahan. Sebelumnya Jaenal Aripin tidak mengetahui bahwa ada olahraga khusus kaum disabilitas. Di GOR Pajajaran Bandung ternyata sering digunakan oleh kaum disabilitas untuk olahraga lari, basket maupun tennis. Semua olahraga dilakukan dengan menggunakan alat bantu kursi roda sport. Rasa penasaran Jaenal Aripin hadir saat melihat para disabilitas melakukan kegiatan olahraga dengan sport wheelchair. Berawal dari rasa penasaran itulah, Jaenal Aripin berniat untuk mencoba sensasi berolahraga dengan menggunakan alat bantu kesehatan. Meskipun terlihat aneh dan tidak nyaman, ia terus mencobanya. Setelah menjalani secara rutin, ia menemukan kenyamanan berolahraga dengan alat bantu kesehatan. Hingga Jaenal Aripin memilih untuk menekuni bidang tersebut. Jerih payahnya ternyata membuahkan hasil. Sebelum diamputasi, Jaenal Aripin adalah seorang karyawan di salah satu pabrik. Tapi, setelah kecelakaan dan harus diamputasi, Jaenal Aripin menjadi seorang atlet sprint kursi roda. Ia menjadi kebanggaan bagi para difabel di Indonesia. Berbagai prestasi diraih olehnya. Bahkan prestasi di ranah Internasional. Prestasi terbarunya ialah meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2018 di China untuk sprint kursi roda 100 meter. Kekurangan yang dimilikinya, tidak menyurutkan semangatnya untuk menjalani kehidupan. Justru kehidupannya semakin terang benderang saat ia harus kehilangan kedua kakinya. Inilah yang dinamakan “selalu ada hikmah dibalik sebuah bencana”. Jaenal Aripin selalu berpesan pada teman-teman disabilitas. Jangan pernah malu dengan kekurangan yang dimiliki. Tunjukan bahwa selalu ada kelebihan dibalik sebuah kekurangan. Apalagi ditambah dengan hadirnya kursi roda sport yang membuat kaum disabilitas bisa menjalani aktifitas olahraga seperti orang pada umumnya. Alat bantu kesehatan ini memang berbeda dari kursi roda pada umumnya. Tentunya kursi roda sport ini tidak bisa dilipat. Frame terbuat dari bahan alumunium. Pasti akan awet dan kuat. Dudukannya berbahan busa semi latex yang sangat empuk apabila diduduki. Tapi dudukannya juga bisa dilepas kok jika memang kebutuhannya harus dilepas. Jadi tetap nyaman untuk diduduki dalam jangka waktu yang relatif lama. Karena bagian sandarannya didesain ergonomis agar bisa bekerja untuk waktu yang lebih lama. Fitur yang ada pada kursi roda sport tidak jauh berbeda dari pada umumnya. Sama-sama memiliki pijakan kaki yang bisa dilipat. Namun rodanya terdiri dari dua jenis. Di sisi kanan kiri, rodanya sangat besar. Namun di bagian depan rodanya sangat kecil. Pijakan untuk tangan juga tetap ada, namun ukurannya lebih kecil daripada biasanya. Alat bantu kesehatan ini mampu menampung bobot maksimum 100 kg. Saat ini peradaban semakin canggih. Tidak perlu lagi khawatir tidak bisa melakukan aktifitas apapun saat menjadi seorang disabilitas. Apalagi menjadi seorang atlet. Selama ada kursi roda sport, para disabilitas bisa melakukan olahraga seperti orang pada umumnya. Bahkan jika ingin berprestasi seperti Jaenal Aripin juga bisa! Jadi jangan pernah menyerah dan teruslah semangat dalam menjalani kehidupan!
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2019
Categories |